Perjalanan Ke Rote

Pada tanggal 23 November 2017 saya dan istri terbang ke Kupang. Kami mendarat di Bandara El Tari setelah menempuh perjalanan selama 3 jam dengan Batik Air. Pesawat yang kami tumpangi transit selama 2 jam di sana, kemudian kami melanjutkan penerbangan ke Pulau Rote selama 15 menit dan mendarat di Bandara DC Saundale, Rote. Di airport kami dijemput oleh pengendara taksi yang cekatan dan ramah, Vincent namanya. Anda bisa menghubungi Vincent di nomor 08113821107 jika ingin diantar jalan-jalan Rote juga lain kali.

Kami langsung menuju penginapan Lualemba Bungalows dan menginap di sana selama 2 malam. Sepanjang perjalanan banyak pohon lontar, pohon jambu mete, babi, sapi, dan kambing. Konon kabarnya babi hanya dimakan pada saat upacara adat. Kami beruntung sudah mulai musim hujan sehingga padang sabana mulai terlihat hijau. Lualemba Bungalows terletak 64 km dari airport. Memang pantai Lualemba adalah pariwisata yang bagus di Pulau Rote. Banyak wisatawan mancanegara datang untuk mencari ombaknya.

Kami kaget karena supir taksi tidak dapat menemukan Lualemba Bungalows, karena tidak memasang papan nama. Letaknya dekat dengan bibir pantai, sekitar 600 m saja, dan tidak memasang papan nama. Setelah kami menemukan lokasinya, kami membuka sendiri pintu gerbangnya. Kemudian mobil masuk dan berhenti di depan restaurant reception. Saya bingung, siapa yang di reception ini? Tidak ada siapa-siapa. Kemudian muncullah seorang wanita Rote, namanya Janet, istri dari David, seorang carpenter dari Australia. Ternyata ia adalah pemilik Bungalow tersebut. Tanpa basa-basi dan tanpa menanyakan identitas kami, langsung diberikan kunci kamar.

Bungalownya sederhana tanpa aircon, kamar mandinya di luar, tarifnya Rp 1.000.000 per malam termasuk makan 3 kali sehari. Penghuninya 90% adalah peselancar dari mancanegara. Kata Janet, hotel itu laku karena suaminya gila. Tamu yang kehabisan uang bisa bayar kapan-kapan. besoknya kami pun menyewa motor matic Rp 75.000 karena Pulau Rote kecil dan mudah untuk dikitari. Mengendarai motor adalah pengalaman yang menyenangkan setelah puluhan tahun saya dan istri tidak pernah berboncengan. Kami pun mengendarai motor secara bergantian. Untungnya jalanan di sana sepi sehingga kami bebas meliuk-liuk membawa motor sambil kagok-kagok sedikit.

Alamat Lualemba Bungalows: Pantai Nemberaki, dimiliki dan dioperasikan oleh Jenet dan David Ralph 081237404137 atau 081239478823. Email: lualembarote@gmail.com. Website: www.lualemba.com

Kami mengunjungi pusat tenun tradisional Rote di Baa, Ibukota Rote. Posisinya di sebelah kali. Harga tenun berkisar dari Rp 250.000 - Rp 500.000. Tenun Rote bernuansa hitam dan merah. Ciri khas Pulau Rote adalah tanaman lontar yang dipakai sebagai atap dan alat musik khas Rote Sasando. Mereka juga membuat gula merah yang terkenal dari nira pohon lontar.

Koleksi Foto

Seeds Resort Pantai Lua Lemba

Sasando khas Pulau Rote terbuat dari daun lontar

Penyeberangan ke pulau terluar, Pulau Ndana dekat Darwin
Sunsets di Pantai Nemberala


Membagikan ballpoint ke anak-anak

Bungalow sederhana di Lualemba

Danau tua di Pulau Rote

Pantai Nelayan Lualemba

Daun kelor, sayur sehari-hari masyarakat Pulau Rote

Rumah tua Pulau Rote

Rumah Tua Pulau Rote

Pantai khas Rote

Karang Bolong Pulau Rote

Dermaga penyeberangan ke pulau terluar

No comments :